Industri kain dipenuhi dengan berbagai jenis kain. Ada yang ditenun, ada yang dirajut, dan ada pula yang bukan tenunan. Bahan bukan tenunan dibuat dengan menyatukan serat-serat yang campur aduk, bukan menggunakan proses menenun atau merajut tradisional. Meskipun kain tenun dan rajutan sering dianggap “modis”, kain non-anyaman memiliki beragam kegunaan, termasuk pembuatan produk medis dan industri. Artikel ini akan membahas asal usul kain bukan tenunan, struktur dan sifat dasarnya, serta beberapa kegunaannya yang paling populer.
Bukan tenunan adalah bahan berserat yang diikat bersama baik secara kimia, mekanis, atau termal. Tekstil ini merupakan kategori luas tekstil yang dapat dibuat dari serat alami atau sintetis dan dapat mencakup teknologi ikatan pintal, lelehan, dan airlaid. Bahan bukan tenunan pertama dibuat dengan menggabungkan serat-serat alami yang diparut seperti yang ditemukan pada alang-alang dan rerumputan, lalu ditekan bersama-sama untuk membuat tikar. Belakangan, Garnett, seorang insinyur dari Inggris, mengembangkan mesin yang disebut perangkat carding yang dapat merobek dan mengikat serat secara mekanis hingga membentuk kain. Perangkat Garnett adalah cikal bakal kain bukan tenunan yang kita kenal sekarang.
Kain tenun merupakan jenis kain yang paling umum digunakan untuk membuat pakaian. Biasanya terbuat dari katun, wol, atau poliester. Kain tenun memiliki kekuatan yang baik dan dapat difinishing untuk menghasilkan berbagai karakteristik seperti tahan api atau kedap air. Namun kain tenun memiliki daya regangan yang terbatas dan harganya lebih mahal dibandingkan kain rajutan.
Berbeda dengan kain rajutan yang terbuat dari benang yang saling bersilangan, kain tenun dibuat dengan cara memasukkan benang lusi dan benang pakan melalui alat tenun. Benang lusi direntangkan dari atas alat tenun ke bawah, dan benang pakan dijalin secara diagonal dari satu sisi kain ke sisi kain lainnya. Penenun kemudian melewati benang pakan di atas dan di bawah benang lusi, menciptakan pola garis berpotongan seperti kisi-kisi.
Kain tenun dapat dimodifikasi lebih lanjut dengan menambahkan serat elastomer untuk membuat spandeks, yang memungkinkan kain meregang. Kain tenun juga dapat digosok atau dicukur untuk menghilangkan serat berlebih sehingga membuatnya lebih tipis dan ringan.
Kain bukan tenunan tenunan polos menjadi semakin penting dalam dunia mode dan industri lainnya. Mereka ringan, mudah dikerjakan, dan dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk. Selain itu, bahan-bahan tersebut dapat disterilkan atau diberi ikatan panas untuk menahan bau dan noda. Kainnya juga tahan abrasi dan tahan suhu tinggi. Hal ini menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk pembuatan produk medis dan sanitasi. Pesatnya pertumbuhan industri ini disebabkan oleh inovasi dan kemajuan teknologi, serta permintaan akan produk yang lebih berkelanjutan. Pasar global untuk kain bukan tenunan diperkirakan akan tumbuh sebesar 6% setiap tahun hingga tahun 2020. Hal ini akan mendorong kebutuhan akan berbagai macam produk baru. Hal ini akan mencakup berbagai jenis produk medis dan sanitasi baru, serta isolasi dan pakaian kerja industri. Kain tersebut juga akan digunakan dalam pengolahan dan pengemasan makanan.